Sunday, 2 June 2013

Asiknya Berburu Kursi Gratis



Bersambung dari postingan kisah "Aku dan Hikayat Untuk Travelling" sebelumnya, pada bulan Mei 2012 silam, tepat sebelum 2 bulan saya melakukan travelling ke Bali itulah ada godaan yang sungguh begitu besar untuk melakukan hal yang lebih jauh selanjutnya dalam mewujudkan keinginan saya. Kesempatan itu tak lain dan tak bukan adalah melakukan perjalanan lintas negara, keluar dan memisahkan diri sejenak dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gak perlu jauh-jauh dulu, yang paling terjangkau dan masuk akal adalah mengawalinya dengan kota kecil yang menyeruak menjadi kota yang sangat maju dan pesat perkembangannya, Singapore. Karena banyak juga yang menyarankan kalau mau ke luar negeri pertama kali datanglah ke Singapore.

Bentuk godaannya sendiri datang dari salah satu maskapai asing milik Tony Fernadez asal Malaysia lah, AirAsia. Maskapai yang berkali-kali disematkan penghargaan sebagai “World’s Best Low-Cost Airline” ini memang sudah dikenal luas sering memberikan promo yang sangat fantastis. Tapi jangan salah, tentunya dengan berbagai syarat dan ketentuan yang berlaku dan mengikat Salah satunya adalah periode perjalanan saat masa berlaku promonya sendiri yang bisa jadi baru dimulai 7 bulan sejak tiket dipesan. Ini sungguh marketing yang luar biasa brilian yang dilakukan, karena dalam waktu singkat mereka langsung mendapatkan dana segar yang seyogyanya pasti langsung akan diinvestasikan untuk hal-hal lain. Enaknya lagi, booking tiket dengan AirAsia tidak diwajibkan untuk memasukkan data paspor. Jadi yang belum mempunyai paspor tetap bisa booking tiket, nanti jika paspor sudah siap tinggal menghubungi call center mereka saja.

Nah kasak kusuk pun mulai terjadi saat itu. Mereka menawarkan Promo “Free Seat” untuk terbang ke beberapa destinasi domestik maupun internasional. Eits, tunggu dulu. Jangan salah kaprah dengan nama promonya itu sendiri. Karena yang dimaksud dengan “Free Seat” disini adalah kita digratiskan untuk biaya kursinya. Jadi kita tetap harus membayar berbagai jenis biaya yang lain seperti pajak, asuransi, dan tentu saja bahan bakar. Setelah dilakukan cek dan ricek dan menanti list harga di situs AirAsia, muncullah harga IDR 510K untuk melakukan perjalanan pulang pergi dari/ke Singapore! Termasuk murah dan terjangkau, bukan? Cocok sekali dengan tagline dari AirAsia itu sendiri “Now Everyone Can Fly”, coba bandingkan dengan maskapai lain yang lumayan pelit memberikan promo dan membanderol harga tike selalu di atas IDR 1 juta untuk destinasi yang sama.

Okay, harga sudah didapat, tinggal mengumpulkan massa. Pertama yang saya kontak adalah Ipan, sahabat sekaligus travel mate saya selama ini #eaaakkkk. Dengan hubungan pertemanan ala “Friends With Benefits” yang punya passion yang sama dengan travelling, selain itu disaat yang sama ia bisa diandalkan untuk melakukan booking tiket pesawat dikarenakan kapasitasnya sebagai karyawan di salah satu Agen Tour & Travel yang ada di Jakarta. Kedua adalah memilih tanggal keberangkatan dari periode perjalanan yang tersedia sesuai info promonya. Salah satu pertimbangan saya adalah dengan melihat jadwal rilis film-film Hollywood di tahun 2013. Dan terpilihlah minggu ketiga bulan Mei 2013, karena di tanggal pada minggu itulah film yang paling saya nantikan, Star Trek Into Darkness, rilis. Setelah mengontak beberapa teman lain akhirnya terkumpul 6 orang untuk melakukan trip ke Singapore.

Nah mari kita bahas bagaimana pengorbanan dan perjuangannya untuk mendapatkannya. AirAsia memberikan promo selalu terstruktur, syarat dan ketentuannya jelas, pun harganya juga jelas. Tapi apakah ditunjang dengan sistem yang mumpuni? Sayangnya, belum! Mungkin dikarenakan banyaknya akses dari segala penjuru PC/laptop ke situsnya yang membuat sistemnya menjadi down. Sangat down! Pada awalnya kita digiring masuk ke sistem antriannya selama beberapa menit, bahkan bisa mencapai setengah jam lamanya. Inilah yang jadi tantangannya. Melawan rasa kantuk di jam orang-orang sudah pada tidur, kita masih harus tetap kudu melek untuk berhasil mendapatkannya! Mana besok kita juga harus bangun pagi untuk kerja. Mau tidak mau juga, karena siapa cepat dia dapat. Karena kursi yang tersedia juga tentu amat sangat terbatas.

Duh, sepertinya no hope alias gak ada harapan. Ipan yang punya akses paling memungkinkan untuk online 24/7 saat itu belum berhasil untuk booking paska gerbong promo dibuka. Tapi Alhamdulillah paginya ia sukses melakukan booking 6 tiket PP Jakarta-Singapore untuk keberangkatan tanggal 12 – 14 Mei 2013.


Bayangkan, kami harus menunggu setahun untuk berangkat! Sesuatu yang sangat konyol untuk dipertaruhkan, bukan? Karena kita jelas tidak tau apa yang akan terjadi dalam 12 bulan ke depan, apa masih hidup apa nggak kita juga gak tau. Tapi yah demi mendapatkan harga yang murah ikhlas deh untuk berinvestasi dimuka. Manfaat lainnya kita masih punya banyak waktu untuk mempesiapkan segala sesuatunya menjelang keberangkatan.

Gatal dengan promo AirAsia yang sama, saya juga melirik rute-rute lain yang ditawari disana. Satu diantara yang sangat menggiurkan dan sangat sulit untuk dihiraukan adalah rute Palembang – Kuala Lumpur yang dibanderol dengan tiket seharga IDR 196K untuk pulang pergi sekaligus! What a cheap bargain, huh? Gak jadi masalah untuk saya kalau mesti harus ke Palembang terlebih dahulu yang berjarak 6 jam dari Jambi Seketika itu juga saya langsung mengontak dua orang sahabat saya di Palembang untuk ikut serta dalam trip tersebut. Mereka berminat dan kami putuskan untuk memilih bulan Januari untuk keberangkatan trip ke Kuala Lumpur. Saya hubungi Ipan untuk minta tolong dibookingkan tiket dan yang tersedia untuk keberangkatan  25 – 27 Januari 2013. Challenge accepted!  Tapi sayang, keberuntungan menjauh untuk kami berangkat ke Kuala Lumpur. Karena beberapa bulan menjelang berangkat, 2 orang teman saya ini memutuskan untuk tidak jadi berangkat. Belum siap untuk travelling sendirian, apa boleh buat, saya juga mengikhlaskan tiket ini hangus. Toh uang yang ditanam untuk investasi ke Kuala Lumpur ini tidak seberapa T_T


Kembali fokus dengan kepada trip ke Singapore, kami semakin semangat mulai merencanakan sesuatunya. Mulai dengan menargetkan kapan paspor harus siap, mencari-cari hostel untuk menetap nanti, membahas apakah butuh memesan bagasi tambahan, sampai membahas kemana saja nanti ketika di Singapore. Ditambah dengan juga bergabungnya salah satu teman lainnya. Maka sekarang kami total bertujuh orang melakukan trip ini. Tapi lamban laun entah mengapa semangat teman-teman yang lain menguap. Tinggal saya dan Ipan yang tetap bergairah selalu membahas trip ini hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan.

“Kenapa  tidak sekalian keliling ASEAN aja yak?”, celetekku ke Ipan di medio Januari 2013. Awalnya sih cuma niat pancingan aja, eh gak taunya langsung diamini sama dia 0_0. Dan jadilah trip yang awalnya hanya ke Singapore menjadi trip keliling ASEAN. Semesta sepertinya juga mendukung kami. Pada saat yang sama AirAsia lagi-lagi mengadakan promo “Free Seat”. Setelah berdiskusi panjang lebar dan mempertimbangkan sisi teknis dan ekonomis, kami putuskan untuk memperpanjang rutenya menjadi “Jakarta - Singapore - Kuala Lumpur - Bangkok - Phuket - Jakarta”. Untuk itu kami memesan tiket pesawat AirAsia untuk rute KL – Bangkok dan Phuket – Jakarta dengan sisanya cukup hanya menggunakan bus antar negara saja. Sedikit mengesampingkan 5 orang rekan yang memutuskan membatalkan keikutsertaannya yang lain, maka yang tersisa tinggal saya dan Ipan. Tapi untunglah kami mendapat tambahan 2 orang yang ikut serta dalam mega trip ini.

Semuanya sudah oke. Hari H pun kian dekat. Langkah selanjutnya tinggal menyusun yang namanya itinerary…

No comments:

Post a Comment