Bersambung dari postingan kisah "Aku dan Hikayat Untuk Travelling" sebelumnya, pada bulan Mei 2012 silam, tepat
sebelum 2 bulan saya melakukan travelling ke Bali itulah ada godaan yang sungguh
begitu besar untuk melakukan hal yang lebih jauh selanjutnya dalam mewujudkan
keinginan saya. Kesempatan itu tak lain dan tak bukan adalah melakukan
perjalanan lintas negara, keluar dan memisahkan diri sejenak dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Gak perlu jauh-jauh dulu, yang paling terjangkau
dan masuk akal adalah mengawalinya dengan kota kecil yang menyeruak menjadi
kota yang sangat maju dan pesat perkembangannya, Singapore. Karena banyak juga
yang menyarankan kalau mau ke luar negeri pertama kali datanglah ke Singapore.
Bentuk godaannya sendiri datang
dari salah satu maskapai asing milik Tony Fernadez asal Malaysia lah, AirAsia. Maskapai
yang berkali-kali disematkan penghargaan sebagai “World’s Best Low-Cost Airline”
ini memang sudah dikenal luas sering memberikan promo yang sangat fantastis. Tapi
jangan salah, tentunya dengan berbagai syarat dan ketentuan yang berlaku dan
mengikat Salah satunya adalah periode perjalanan saat masa berlaku promonya
sendiri yang bisa jadi baru dimulai 7 bulan sejak tiket dipesan. Ini sungguh
marketing yang luar biasa brilian yang dilakukan, karena dalam waktu singkat
mereka langsung mendapatkan dana segar yang seyogyanya pasti langsung akan
diinvestasikan untuk hal-hal lain. Enaknya lagi, booking tiket dengan AirAsia
tidak diwajibkan untuk memasukkan data paspor. Jadi yang belum mempunyai paspor
tetap bisa booking tiket, nanti jika paspor sudah siap tinggal menghubungi call
center mereka saja.
Nah kasak kusuk pun mulai
terjadi saat itu. Mereka menawarkan Promo “Free Seat” untuk terbang ke beberapa
destinasi domestik maupun internasional. Eits, tunggu dulu. Jangan salah kaprah
dengan nama promonya itu sendiri. Karena yang dimaksud dengan “Free Seat”
disini adalah kita digratiskan untuk biaya kursinya. Jadi kita tetap harus
membayar berbagai jenis biaya yang lain seperti pajak, asuransi, dan tentu saja
bahan bakar. Setelah dilakukan cek dan ricek dan menanti list harga di situs
AirAsia, muncullah harga IDR 510K untuk melakukan perjalanan pulang pergi
dari/ke Singapore! Termasuk murah dan terjangkau, bukan? Cocok sekali dengan
tagline dari AirAsia itu sendiri “Now Everyone Can Fly”, coba bandingkan dengan
maskapai lain yang lumayan pelit memberikan promo dan membanderol harga tike
selalu di atas IDR 1 juta untuk destinasi yang sama.
Okay, harga sudah didapat,
tinggal mengumpulkan massa. Pertama yang saya kontak adalah Ipan, sahabat sekaligus
travel mate saya selama ini #eaaakkkk.
Dengan hubungan pertemanan ala “Friends With Benefits” yang punya passion yang
sama dengan travelling, selain itu disaat yang sama ia bisa diandalkan untuk
melakukan booking tiket pesawat dikarenakan kapasitasnya sebagai karyawan di
salah satu Agen Tour & Travel yang ada di Jakarta. Kedua adalah memilih
tanggal keberangkatan dari periode perjalanan yang tersedia sesuai info promonya.
Salah satu pertimbangan saya adalah dengan melihat jadwal rilis film-film Hollywood
di tahun 2013. Dan terpilihlah minggu ketiga bulan Mei 2013, karena di tanggal
pada minggu itulah film yang paling saya nantikan, Star Trek Into Darkness,
rilis. Setelah mengontak beberapa teman lain akhirnya terkumpul 6 orang untuk
melakukan trip ke Singapore.
Nah mari kita bahas bagaimana
pengorbanan dan perjuangannya untuk mendapatkannya. AirAsia memberikan promo
selalu terstruktur, syarat dan ketentuannya jelas, pun harganya juga jelas. Tapi
apakah ditunjang dengan sistem yang mumpuni? Sayangnya, belum! Mungkin dikarenakan
banyaknya akses dari segala penjuru PC/laptop ke situsnya yang membuat sistemnya
menjadi down. Sangat down! Pada awalnya kita digiring masuk ke sistem antriannya
selama beberapa menit, bahkan bisa mencapai setengah jam lamanya. Inilah yang
jadi tantangannya. Melawan rasa kantuk di jam orang-orang sudah pada tidur,
kita masih harus tetap kudu melek untuk berhasil mendapatkannya! Mana besok
kita juga harus bangun pagi untuk kerja. Mau tidak mau juga, karena siapa cepat
dia dapat. Karena kursi yang tersedia juga tentu amat sangat terbatas.
Duh, sepertinya no hope alias
gak ada harapan. Ipan yang punya akses paling memungkinkan untuk online 24/7
saat itu belum berhasil untuk booking paska gerbong promo dibuka. Tapi
Alhamdulillah paginya ia sukses melakukan booking 6 tiket PP Jakarta-Singapore untuk
keberangkatan tanggal 12 – 14 Mei 2013.
Bayangkan, kami harus menunggu
setahun untuk berangkat! Sesuatu yang sangat konyol untuk dipertaruhkan, bukan?
Karena kita jelas tidak tau apa yang akan terjadi dalam 12 bulan ke depan, apa
masih hidup apa nggak kita juga gak tau. Tapi yah demi mendapatkan harga yang
murah ikhlas deh untuk berinvestasi dimuka. Manfaat lainnya kita masih punya
banyak waktu untuk mempesiapkan segala sesuatunya menjelang keberangkatan.
Gatal dengan promo AirAsia
yang sama, saya juga melirik rute-rute lain yang ditawari disana. Satu diantara
yang sangat menggiurkan dan sangat sulit untuk dihiraukan adalah rute Palembang
– Kuala Lumpur yang dibanderol dengan tiket seharga IDR 196K untuk pulang pergi
sekaligus! What a cheap bargain, huh? Gak jadi masalah untuk saya kalau mesti
harus ke Palembang terlebih dahulu yang berjarak 6 jam dari Jambi Seketika itu
juga saya langsung mengontak dua orang sahabat saya di Palembang untuk ikut
serta dalam trip tersebut. Mereka berminat dan kami putuskan untuk memilih
bulan Januari untuk keberangkatan trip ke Kuala Lumpur. Saya hubungi Ipan untuk
minta tolong dibookingkan tiket dan yang tersedia untuk keberangkatan 25 – 27 Januari 2013. Challenge accepted! Tapi sayang, keberuntungan menjauh untuk kami berangkat
ke Kuala Lumpur. Karena beberapa bulan menjelang berangkat, 2 orang teman saya
ini memutuskan untuk tidak jadi berangkat. Belum siap untuk travelling
sendirian, apa boleh buat, saya juga mengikhlaskan tiket ini hangus. Toh uang
yang ditanam untuk investasi ke Kuala Lumpur ini tidak seberapa T_T
Kembali fokus dengan kepada
trip ke Singapore, kami semakin semangat mulai merencanakan sesuatunya. Mulai
dengan menargetkan kapan paspor harus siap, mencari-cari hostel untuk menetap
nanti, membahas apakah butuh memesan bagasi tambahan, sampai membahas kemana
saja nanti ketika di Singapore. Ditambah dengan juga bergabungnya salah satu
teman lainnya. Maka sekarang kami total bertujuh orang melakukan trip ini. Tapi
lamban laun entah mengapa semangat teman-teman yang lain menguap. Tinggal saya
dan Ipan yang tetap bergairah selalu membahas trip ini hari demi hari, minggu
demi minggu, bulan demi bulan.
“Kenapa tidak sekalian keliling ASEAN aja yak?”,
celetekku ke Ipan di medio Januari 2013. Awalnya sih cuma niat pancingan aja,
eh gak taunya langsung diamini sama dia 0_0. Dan jadilah trip yang awalnya
hanya ke Singapore menjadi trip keliling ASEAN. Semesta sepertinya juga
mendukung kami. Pada saat yang sama AirAsia lagi-lagi mengadakan promo “Free
Seat”. Setelah berdiskusi panjang lebar dan mempertimbangkan sisi teknis dan
ekonomis, kami putuskan untuk memperpanjang rutenya menjadi “Jakarta - Singapore
- Kuala Lumpur - Bangkok - Phuket - Jakarta”. Untuk itu kami memesan tiket pesawat
AirAsia untuk rute KL – Bangkok dan Phuket – Jakarta dengan sisanya cukup hanya
menggunakan bus antar negara saja. Sedikit mengesampingkan 5 orang rekan yang
memutuskan membatalkan keikutsertaannya yang lain, maka yang tersisa tinggal
saya dan Ipan. Tapi untunglah kami mendapat tambahan 2 orang yang ikut serta
dalam mega trip ini.
Semuanya sudah oke. Hari H pun
kian dekat. Langkah selanjutnya tinggal menyusun yang namanya itinerary…
No comments:
Post a Comment